HEWAN - HEWAN LANGKAH
Hewan langka merupakan organisme yang sangat sulit dicari karena
jumlahnya yang sedikit. Yang bisa dikategorikan genting atau spesies
terancam.
Pengkategorian spesies langka bisa dilakukan oleh suatu lembaga seperti
pemerintah suatu negara ataupun propinsi. Namun, istilah ini sering
digunakan tanpa memiliki batas kriteria yang spesifik. Umumnya hanya
digunakan dalam diskusi ilmiah.
Konsep kelangkaan dapat terjadi dari sedikitnya jumlah suatu organisme
di seluruh dunia, biasanya kurang dari 10.000; namun konsep ini juga
dipengaruhi oleh sempitnya area endemik dan/atau habitat yang
terfragmentasi.
Spesies yang dalam bahaya atau rentan, namun tidak dikategorikan langka,
misalnya, memiliki populasi berjumlah besar dan tersebar namun
jumlahnya terus berkurang dengan cepat dan diperkirakan akan punah.
Spesies langka umumnya dipertimbagkan terancam jika spesies itu memiliki
ketidakmampuan dalam jumlah populasi yang kecil untuk mengembalikan
populasinya secara alami ke jumlah semula.
Dibawah ini data 7 hewan langka hampir punah yang memiliki keunikan tersendiri.
1. Mountain Pygmy Possum (Burramys parvus)
Spesies ini merupakan jenis marsupial unik yang awalnya hanya diketahui
dari fosilnya saja, hingga kemudian ditemukan pada tahun 1966 pada
sebuah resort ski di Victoria.
Ia merupakan salah satu dari pygmy possum terbesar di Australia, dan
merupakan mammalia kecil yang umurnya terpanjang di dunia, dimana
betinanya bisa mencapai usia lebih dari 12 tahun. Sayangnya, kehadiran
industri resort ski yang menjamur di Australia mengakibatkan possum
kecil ini kehilangan habitatnya hingga kini nyaris punah.
2. Solenodon Hispaniola (Solenodon paradoxus)
Solenodon memang rupanya mirip dengan tikus, tapi mereka tidak seperti
tikus sama sekali. Solenodon ini merupakan satu-satunya mamalia yang
menginjeksi korbannya dengan racun.
Solenodon hanya terdiri dari dua spesies, yakni Hispaniolan solenodon
yang ditemukan di Kepulauan Hispaniola dan Cuban solenodon yang
distribusinya di Kuba.
Sebelum kolonisasi orang Eropa, spesies ini merupakan predator yang
dominan di habitatnya, namun seiring berjalannya waktu, mereka kalah
dengan predator baru semacam anjing, kucing dan luwak.
3. Badak Bercula Dua Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)
Badak bercula dua ini merupakan yang paling kecil dan terancam dari lima
jenis spesies badak yang masih bertahan hidup. Spesies ini hidup di
pedalaman hutan Asia Tenggara, sebagian besar di Indonesia.
Sayangnya, aktivitas manusia seperti penggundulan hutan mengakibatkan
populasinya turun drastis sehingga terancam punah, diestimasikan hanya
sekitar 275 ekor yang hidup hingga saat ini.
4. Wombat Hidung Berbulu dari Selatan (Lasiorhinus krefftii)
Hanya tiga spesies wombat yang saat ini masih bertahan hidup, dan ini
salah satunya. Wombat merupakan makhluk yang beraktivitas di malam hari,
dan kebanyakan dilakukan sendirian. Sepanjang hari, wombat tinggal di
dalam lubang, dan baru keluar di malam hari untuk memakan rerumputan.
Wombat banyak kehilangan habitat akibat aktivitas pertanian, serta predator-predator yang diperkenalkan ke Australia, ter dingo.
5. Kelinci Riverine (Bunolagus monticularis)
Spesies kelinci Riverine ini, berbeda dengan sebagian besar keluarga
kelinci lainnya karena satu hal, yakni tidak berkembang biak seperti
kelinci. Ketika spesies kelinci pada umumnya bisa membesarkan 12 bayi
tiap kali hamil, dan berkali-kali hamil dalam satu musim, kelinci ini
hanya bisa membesarkan satu anak dalam satu waktu, dan ia hanya hidup
selama 3 atau 4 tahun di alam terbuka. Habitat kelinci ini di gurun
Karoo, Afrika, terancam akibat gurun tersebut kerap menjadi lahan
pertanian.
6. Baiji (Lipotes vexillifer)
Baiji, atau lumba-lumba di Sungai Yangtze, kemungkinan sudah punah,
karena hanya 13 saja yang ditemukan selama survei populasi antara 1997
dan 1999. Survei terbaru yang dilakukan tidak berhasil menemukan satupun
baiji yang tersisa di sungai tersebut.
Sungai Yangtze yang sangat ramai ini mengakibatkan Baiji kehilangan
habitatnya dan populasinya menurun drastis, akibat aktivitas pemancingan
maupun polusi limbah.
7. Ekidna moncong panjang timur (Zaglossus bartoni)
Ekidna moncong panjang timur dan barat punya fitur yang unik, yakni
perpaduan antara mamalia dan reptil. Keduanya juga nyaris punah akibat
perburuan dan kehilangan habitat, akibat aktivitas pertambangan,
pertanian dan penebangan liar.
Sedih gw sama hewan2 yang udah mau punah ini..
gw aja belom pernah ngeliat mereka semua tapi mereka udah mau punah
semoga aja masih ada manusia yang punya hati buat melestarikan mereka
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar